Imah Keramik Menciptakan Bisnis Sustainable, Bisa Jadi Insipirasi

Imah Keramik

Imah Keramik – Melihat dunia saat ini semakin mengalami krisis alam, karena banyaknya sampah plastik, membangun bisnis produk ramah lingkungan bisa menjadi salah satu upaya untuk turut mengurangi intensitas limbah plastik di masyarakat.

Ada banyak material ramah lingkungan yang bisa di gunakan sehari-hari, misalnya keramik. Dengan bahan dasar ramah lingkungan, keramik sangat potensial untuk di jadikan produk bisnis, karena bisa di gunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari, seperti untuk alat makan, ubin, dekorasi, dan masih banyak lagi.

Ini juga yang menjadi alasan owner Imah Keramik Bogor, Taurisia Y.T Wijaya atau yang akrab di sapa Sisi mantap berbisnis kermarik. Dengan berbisnis keramik ramah lingkungan, Sisi juga membangun bisnis sustainable. Berikut ini beberapa hal yang di lakukan Sisi dalam bisnisnya.

Material Alami Ramah Lingkungan

Berdiri sejak tahun 2009 di Jalan Pembangunan, Kedunghalang, Kota Bogor, Sisi membangun Imah Keramik menjadi tempat wisata edukasi yang juga memproduksi hasil karya keramik mulai dari alat makan, home decor, dan souvenir.

Melihat peluang besar dari bisnis yang sustainable ini, Sisi ingin memberikan edukasi kepada masyarakat luas melalui Imah Keramik. Pasalnya, keramik memang pada dasarnya terbuat dari tanah liat yang tentu ramah lingkungan, terlebih lagi di Imah Keramik produk yang di hasilkan menggunakan jenis tanah liat putih dan memakai pewarnaan alami.

Material ini lebih aman untuk di gunakan sehari-hari oleh manusia, dan bisa di gunakan berulang-ulang jadi tidak merusak lingkungan. “Saya ingin masyarakat tahu material keramik ini seratus persen ramah lingkungan. Jadi potensinya sangat besar, sayang sekali ada material sebagus ini kalau tidak di manfaatkan. Fungsi kegunaannya juga luas, bisa jadi alat makan, ubin, hingga dekorasi,” ungkat Sisi kepada media.

Zero Waste

Bisnis ramah lingkungan bukan hanya seputar dari material yang di gunakan, tetapi bagaimana kegiatan produksi berlangsung juga menjadi bagian dari sistem bisnis ramah lingkungan. Salah satu cara Imah Keramik menerapkan sistem bisnis ramah lingkungan adalah dengan berupaya Zero Waste, tidak menyia-nyiakan hasil produksi yang gagal menjadi limbah.

Dalam membuat karya dari keramik, ada kalanya akan mengalami gagal produksi. Apalagi, proses pembuatan keramik melewati dua kali proses pembakaran. Jika produk retak dan gagal dalam proses pembakaran yang pertama di suhu 800 derajat Celcius, maka produk gagal tersebut masih bisa di olah kembali.

Caranya adalah dengan menghancurkan keramik tersebut menjadi powder dan di gunakan sebagai campuran untuk tanah liat yang masih mentah. Keuntungannya,c ara ini bisa memperkokoh produk selanjutnya saat di bakar. Sementara, jika produk gagal di proses pembakaran yang kedua dengan suhu 1.200 derajat Celcius, maka produk sudah tidak bisa di hancurkan kembali.

“Kalau gagal di pembakaran pertama itu masih bisa kami manfaatkan dan di olah menjadi produk lagi, tetapi kalau sudah masuk ke pembakaran kedua itu sudah tidak bisa di hancurkan lagi,” ujar Sisi.

Baca juga artikel lainnya di arsitek-itenas.net

Keramik Gagal Diolah Menjadi Produk Seni Baru

Namun demikian, Sisi memiliki cara lain untuk tetap memanfaatkan produk gagal tersebut, agar tidak menjadi limbah yang sia-sia. Ia mengalihkan produk gagal tersebut menjadi karya seni yang lain, misalnya menjadi mozaic. Selain itu, kepingan keramik yang gagal juga bisa menunjang arsitektur desain taman.

Keramik yang sudah memiliki warna bisa di buat menjadi kepingan untuk menghias taman, dengan begitu, keramik tersebut tetap bisa di manfaatkan menjadi sesuatu yang unik dan tidak perlu di buang.

“Andai kata di hancurkan dan di taruh di tanah, itu juga bisa bikin taman semakin berseni gitu, warna-warni, yang paling penting ini enggak bahaya buat lingkungan, karena semua material alam dan bahan bakunya juga tanah, jadi enggak menimbulkan zat racun,” jelas Sisi.

Membuat Produk Food Grade

Selain ramah lingkungan, keramik dengan jenis tanah liat putih yang di gunakan juga termasuk produk food grade, artinya materialnya aman jika bersentuhan dengan makanan dan minuman.

Pasalnya, jika menggunakan bahan baku tanah liat putih, maka glasur yang merupakan powder kaca dengan tambahan pewarna alam bisa melebur dengan sempurna. Tanah liat putih bisa menahan proses pembakaran dengan suhu 1.200 derajat celcius.

“Jadi kami memakai bahan baku tanah liat putih yang kemudian nanti finishing-nya menggunakan glasur. Lapisan kaca yang sudah meleleh menutupi keramik food grade karena tidak mengandung bahan kimia sama sekali, pewarnanya juga dari batu-batuan alam,” kata Sisi.

Selain dari tanah liat putih yang sempurna untuk di lapisi glasur, penggunaan pewarna alam dari batuan alami juga membuat produk lebih aman.

Jika terkena bakaran atau di jadikan alat makan dan terkena cuka atau garam, warna yang ada di keramik tidak akan pudar dan menghilang. Itu sebabnya, bisnis produk keramik yang ramah lingkungan ini juga ramah terhadap kesehatan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *